Efektifitas senam kaki diabetes (GYNS-FOOT) dengan menggunakan tempurung kelapa terhadap glukosa darah pada pasie diabetes melitus type 2 di ruang interne RSUD Lubuk Sikaping Pasaman tahun 2017

HABIBULLAH, HABIBULLAH (2018) Efektifitas senam kaki diabetes (GYNS-FOOT) dengan menggunakan tempurung kelapa terhadap glukosa darah pada pasie diabetes melitus type 2 di ruang interne RSUD Lubuk Sikaping Pasaman tahun 2017. Skripsi thesis, STIKes PERINTIS PADANG.

[img] Text
13 HABIBULLAH.docx

Download (322kB)

Abstract

HABIBULLAH (13) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan medis telah membawa pengaruh pada pengobatan berbagai penyakit infeksi. Adanya kemajuan perekonomian serta bergesernya pola kehidupan masyarakat, menyebabkan bergesernya pola penyakit. Pergeseran tersebut dari penyakit infeksi ke penyakit degenerative diantaranya penyakit DM (Perry & Potter, 2012). Diabetes Militus adalah penyakit gangguan metabolisme secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat. DM termasuk salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah serius kesehatan masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia (Price and Wilson, 2005). DM merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan serius karena merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Jika tidak dilakukan penanganan akan terjadi peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontol dan mengakibatkan komplikasi yang membahayakan bagi pasien seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan sistem syaraf. Caranya dengan melakukan empat pilar penatalaksanaan DM yaitu edukasi, pengaturan pola makan, olahraga, dan terapi farmakologis (Soegondo, 2011). Gejala khas pada penderita DM berupa poliuria (kencing berlebih), polidipsia (haus berlebih), lemas dan berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat (polifagia). Gejala lain yang mungkin disarankan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impoten pada pasien pria serta piuritas pada pasien wanita. DM memang tidak menunjukkan gejala khas yang mudah dikenali (Thaylor, 1995 dalam Sayfunurmazah). KEMENKES RI, 2013 mengatakan bahwa Penyakit DM merupakan penyebab kematian nomor 6 di dunia dan di Indonesia merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah penyakit jantung Berdasarkan data dari WHO (2011), diperkirakan terdapat 171 juta orang didunia menderita diabetes pada tahun 2000 dan diprediksi akan meningkat menjadi 366 juta penderita pada tahun 2030. Sekitar 4,8 juta di dunia telah meninggal akibat DM. Sepuluh besar negara dengan prevalensi DM tertinggi di dunia pada tahun 2012 adalah India, Cina, Amerika, Indonesia, Jepang, Pakistan, Rusia, Brazil, Italia, dan Bangladesh. Indonesia menduduki posisi keempat dunia setelah India, Cina, dan Amerika dalam prevalensi DM. Pada tahun 2000 masyarakat Indonesia yang menderita DM adalah sebesar 8,4 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat pada tahun 2030 menjadi 21,3 juta jiwa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 dilaporkan bahwa prevalensi DM sebanyak 2,1% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2007 sebanyak 1,1%. prevalensi DM pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki dan cendrung lebih banyak pada masyarakat yang tingkat pendidikannya tinggi dari pada tingkat pendidikan rendah, hal ini kemungkinan akibat pola hidup yang tidak sehat (Kemenkes RI, 2013). Prevalensi penyakit DM di Provinsi Sumatera Barat memiliki prevalensi penyakit DM Tipe 2 diatas prevalensi Nasional. RISKESDAS Provinsi Sumatra Barat menyatakan bahwa prevalensi DM tipe 2 juga tinggi di kota Bukittinggi yaitu sebesar 1,5 % (RIKESDAS, 2013). Studi pendahuluan didapatkan World Health Organization (WHO) sebelumnya telah merumuskan bahwa DM merupakan sesuatu yang tidak dapat dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan singkat tetapi secara umum dapat dikatakan sebagai suatu kumpulan problema anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor dimana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin. Untuk mencegah komplikasi yang sering dilakukan adalah dengan melakukan diet, obat penurunan kadar gula darah dan latihan fisik untuk mengontrol kenormalan kadar gula dalam darah. Namun penyakit diabetes merupakan penyakit degeneratif yang terjadi seumur hidup, maka banyak penderita diabetes yang mengalami depresi dan kecemasan dengan gejala perubahan pola hidup yang drastis untuk mengelola penyakitnya, sehingga di perlukan dukungan moral baik dari profesional keluarga dan sahabat (Thaylor, 2009 dalam Sayfunurmazah). Departemen kesehatan kanada tahun 2009 kaki diabetik jika sudah terjadi memerlukan waktu yang lama untuk penyembuhan, maka diperlukan pencegahan agar tidak terjadi. Tindakan pencegahan kaki diabetik terdiri dari mencari informasi tentang kaki diabetik, identifikasi faktor resiko, manajemen diabetes militus, perawatan kaki, edukasi perawatan diabetes melitus, dan penggunaan alas kaki yang mestinya, serta penanggulangan yang cepat apabila ada masalah pada kaki. Perawatan kaki seharusnya dilakukan oleh setiap orang, terutama juga harus dilakukan oleh penderita diabetes militus. Hal ini dikarenakan penderita diabetes sangatlah rentan terkena luka pada kaki, dimana proses penyembuhan luka tersebut juga membutuhkan waktu yang lama. Sehingga apabila setiap orang mau untuk melakukan perawatan kaki dengan baik, akan mengurangi resiko terjadinya komplikasi pada kaki. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “Efektifitas senam kaki Diabetes dengan menggunakan tempurung kelapa terhadap kadar glukosa darah pada pasien DM Tipe 2 di RS Lubuk Sikapiang tahun 2017”.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > S1 Keperawatan
Depositing User: lena lena
Date Deposited: 13 Dec 2018 04:11
Last Modified: 19 Aug 2019 04:54
URI: http://repo.upertis.ac.id/id/eprint/201

Actions (login required)

View Item View Item