Faktor-faktor terjadinya kaarak pada lansia di wilayah kerja puskesmas Pakan Kamis Kec.Tilatang Kamang tahun 2014

IRMA SARI, IRMA SARI (2004) Faktor-faktor terjadinya kaarak pada lansia di wilayah kerja puskesmas Pakan Kamis Kec.Tilatang Kamang tahun 2014. Skripsi thesis, STIKes PERINTIS PADANG.

[img] Text
39 IRMA SARI.docx

Download (156kB)

Abstract

IRMA SARI (39): BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANGA Kesehtan merupakan milik kita yang paling beharga.jadi masalah kesehatan merupakan aspek yang sangat penting yang perlu diperhatikan oleh semua orang termasuk usia lanjut.Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangannya yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya. Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia dan semakin panjangnya usia harapan hidup.pada tahun 2014 diharapkan terjadi peningkatan usia harapan hidup dari 70,6 tahun 2010 menjadi 72 tahun 2014 (RPJMN depkes 2010). Perkembangan penduduk lanjut usia (Lansia) meningkat dari tahun ketahun, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2010 jumlah lanjut usia diseluruh dunia mencapai 500 juta. Sedangkan di Indonesia, dari tahun diketahui jumlahnya juga terus meningkat. Indonesia menempati urutan ke-5 terbanyak di Asia Tenggara dengan jumlah lansia pada tahun 2010 mencapai 18,1 juta orang, pada tahun 2012 jumlah lansia 19,5 juta orang dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 36 juta orang (Menkes RI,2010). Lanjut usia adalah suatu proses ilmiah, dimana setiap orang tidak dapat menghindarinya dan pasti akan mengalami. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam MenKes RI mempunyai batasan lanjut usia sebagai berikut : Young Elderly usia antara 45-59 tahun, Elderly usia antara 60-74 tahun, Old usia antara 75-90 tahun, dan dikatakan Very old berusia di atas 90 tahun. Lansia pada proses ini terjadi perubahan-perubahan kearah kemunduran dalam segala aspek, baik fisik, emosi kognitif dan social. Sementara kondisi lansia cendrung terjadi penurunan pada semua fungsi tubuh serta penyakit degeneratif yang umum terjadi pada lansia seperti dimensia, hipertensi, stroke, kanker, reumatik, jantung koroner, diabetes mellitus, dan salah satunya katarak (Nugroho, 2000). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa lamjut usia mngalami penurunan.hal ini dapat dilihat dari beberapa perubaahan : 1)perubahan penampilan pada bagian wajah, tangan ,dan kulit ,2)perubahan bagian dalam tubuh seprti system saraf:otak,isi perut,limpa,hati,33)perubahan panca indra:penglihatan,pendengaran,penciuman,perasa,4)perubahan motorik seperti berkurangnya kekuatan,kecepatan dan belajar keterampilan baru.perubahan tersebut biasanya mengarah pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang akhirnya akan berpengaruh juga pada aktifitas ekonomi dan social mereka,sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari – hari. Masalah umum yangdalamilanjut usia yang berhubungan denngan perubahan panca indra adalah penglihatan yaitu katarak.Katarak merupakan keaadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Bila lensa mata kehilangan sifat beningnya atau kejernihannya maka penglihatan akan menjadi berkabut atau tidak dapat melihat sama sekali (Ilyas, 2006).Tanda dan gejala biasanya penglihatan kabur dan berkabut atau berasap, merasa silau terhadap sinar matahari dan kadang tidak bisa melihat benda jauh dengan jelas, penglihatan ganda, sukar melihat benda yang menyilau, lensa katarak memiliki ciri berupa edema lensa, warna lensa mata berubah putih atau abu-abu, sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari karena tajam penglihatan menurun secara progresif (Ilyas, 2004) Masalah kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat dan juga masalah social. Berdasarkan studi cross sectional prevalensi katarak pada usia 65-74 tahun adalah 50% dan prevalensi ini meningkat hingga 70% pada usia lebih dari 75 tahun. Katarak merupakan masalah penglihatan yang serius karena katarak dapat mengakibatkan kebutaan (Vaughan & Asbury, 2007). Kebutaan dan gangguan penglihatan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah kesehatan global yang harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas sumber daya manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pengobatannya (Depkes RI, 2007). Katarak merupakan penyebab berkurangnya penglihatan didunia. Berdasarkan data WHO katarak dapat menyebabkan kebutaan pada lebih dari 17 juta penduduk di dunia. Faktor penyebab katarak antara lain dapat terjadi karena faktor usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaaan (Pujiyanto, 2004) Vaugan (2000) menulis katarak terjadi 10% orang Amerika Serikat dan prevalensi ini meningkat sampai sekitar 50% - 70% untuk mereka yang berusia antara 65 dan 75 tahun.Prevalensi penderita katarak di Indonesia mencapai lebih dari 3 juta orang, setiap tahunnya bertambah 240.000 orang. Berdasarkan angka tersebut, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Walaupun katarak umumnya adalah penyakit usia lanjut, namun 16-20% buta katarak telah dialami oleh penduduk Indonesia pada usia 40-54 tahun (Sistem Informasi Rumah Sakit, 2011). Sedangkan di Sumatera Barat penderita katarak sebanyak 31.500 orang, dengan pertambahan sekitar 0,1 % tiap tahun atau 4.500 orang. Jumlah tersebut terus bertambah tiap tahunnya, (Sistem Informasi Rumah Sakit, 2011).Menurut Anggun Trithias (2012), umur 65 tahun keatas mempunyai resiko paling besar terkena penyakit katarak, sedangkan faktor pekerjaan, dimana bekerja di luar rumah memiliki resiko 2,9 kali terkena katarak dan tingkat pendidikan sedang beresiko 16,3 kali terkena katarak, sedangkan penghasilan bukan merupakan faktor resiko penyakit katarak. Disamping itu menurut Akbar (2011) mengatakan bahwa perempuan lebih banyak terkena katarak dibandingkan laki-laki, berdasarkan kelompok usia didapatkan pada kelompok usia 61-70 tahun.Seseorang dengan pekerjaan sehari – hari sering terpapar sinar ultraviolet meningktkan faktor resiko katarak.berbagai penelitian telah berhasil membuktikan adanya hubungan antara radiasi ultraviolet yang berasal dari sinar mtahari. Dari data yang didapatkan di Puskesmas yang ada di kecamatan Tilatang Kamang yang terdiri dari : Puskesmas Pakan Kamis dan Puskesmas Kapau,dengan jumlah kejadian katarak yang berkunjung ke poli mata pada bulan Januari 2013 sampai januari 2014 antara lain: puskesma Pakan Kamis 110 orang dan puskesmas Kapau 102 orang. Dari data yang didapat dari puskesmas pakan kamis ,jumlah kunjungan ke poli mata pada bulan januari 2013 sampai januari 2014 yaitu 110 orang.tingginya angka kejadian katarak di puskesmas pakan kamis diduga karena multifaktor , yang terdiri dari faktor instrinstik seperti : umur , jenis kelamin , dan ekstrinstik seperti : pendidikan dan pekerjaan Dari survey awal yang peneliti lakukan pada tanggal 3 april 2014 di puskesmas pakan kamis didapatkan 4 orang lansia yang mengalami katarak,kebanyakan dari ke-4 responden berpropesi sebagai petani,dari ke-4 pasien tersebut rata-rata berumur 50-65 tahun dan berpendidikan SD dan SMP dengan jenis kelamin 3 orang perempuan dan 1 orang laki-laki.Mereka merasa terganggu dalam menjalankan aktifitasnya sehari hari Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai “Faktor – Faktor resiko yang Berhubungan dengan KejadianKkatarak PadaLlansia di Wilayah Kerja Puskesman Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Tahun 2014”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Faktor-Faktor ResikoYang Berhubungan Dengan Kejadian Katarak Pada Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014". 1.3. TUJUAN PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor- faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengetahui distribusi frekuensi umur pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 2) Mengetahui distribusi frekuensi jenis kelamin pada lansia di di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 3) Mengetahui distribusi frekuensi pendidikan lansia di di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 4) Mengetahui distribusi frekuensi pekerjaan lansia di di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 5) Mengetahui hubungan faktor umur terhadap faktor resiko kejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 6) Mengetahui hubungan faktor jenis kelamin terhadap faktor resiko kejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang Kamang tahun 2014. 7) Mengetahui hubungan faktor pendidikan terhadap faktor resiko kejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang tahun 2014. 8) Mengetahui hubungan faktor pekerjaan terhadap faktor resikokejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang tahun 2014 9) Mengetahui faktor resiko kejadian katarak pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Pakan Kamis Kecamatan Tilatang tahun 2014.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > S1 Keperawatan
Depositing User: lena lena
Date Deposited: 27 Mar 2019 02:51
Last Modified: 16 Aug 2019 06:59
URI: http://repo.upertis.ac.id/id/eprint/234

Actions (login required)

View Item View Item