Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan stroke berulang pada pasien stroke di ruang neorologi RSAM bukittinggi tahun 2014

LILY ISWARNI, LILY ISWARNI (2014) Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan stroke berulang pada pasien stroke di ruang neorologi RSAM bukittinggi tahun 2014. Skripsi thesis, STIKes PERINTIS PADANG.

[img] Text
42 LILY ISWARNI.doc

Download (417kB)

Abstract

LILY ISWARNI 1.1 Latar Belakang Stroke adalah penyebab kematian nomor tiga (setelah penyakit jantung dan kanker) dan penyebab kecacatan nomor satu di seluruh dunia. Berbagai dampak pasca-stroke adalah depresi, kepikunan, gangguan anggota gerak, nyeri, epilepsi, tulang keropos dan gangguan menelan. Oleh sebab itu sangat diperlukan penanganan yang bersifat individul sesuai kondisi pasien (Pinzon, dkk, 2010: 40). Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030. Pada tahun 2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis dan rehabilitasi akibat stroke. Dari angka tersebut 1/3 nya merupakan kasus stroke maupun Trans Ischaemic Attack (mini stroke) berulang (Yastroki, 2011: 1) Angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi jumlah penderita stroke mencapai 8,3 per 1.000 populasi di Indonesia. Dengan jumlah populasi sekitar 211 juta jiwa, berarti terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke (Anna, 2011: 1). Di Sumatera Barat dalam kurun waktu lima tahun terakhir, angka penderita stroke meningkat empat kali lipat. Peningkatan ini terjadi karena pola makan masyarakat Minangkabau yang suka mengkonsumsi makanan berlemak tinggi seperti santan dan rendang. Menurut data dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2005 di dapatkan data distribusi penyakit degeneratif, dimana stroke berada pada posisi ketiga setelah hipertensi dan penyakit gangguan mental prilaku dengan jumlah/angka kesakitan 24,4 per 100.000 orang (Yosva, 2008). Stroke dapat menimbulkan akibat yang bervariasi pada pasien. Pada kasus berat dapat terjadi kematian, sedangkan pada kasus yang tidak meninggal dapat terjadi beberapa kemungkinan seperti stroke berulang (recurrent stroke), dementia dan depresi. Stroke berulang merupakan suatu hal yang mengkhawatirkan pasien stroke karena dapat memperburuk keadaan dan meningkatkan biaya perawatan (Makmur, dkk, 2002: 35). Insiden stroke berulang berbeda-beda, diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Persentase penderita stroke yang mengalami kejadian stroke berulang tercatat 11,8 – 14,5 %. Hasil penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa terjadinya risiko kematian pada 5 tahun pasca stroke adalah 45 – 61 % dan terjadinya stroke berulang 25 – 37 % (Siswanto, 2005: 2). Kecacatan dan angka kematian yang timbul pada kasus stroke berulang jauh lebih tinggi dari angka kecacatan dan kematian dari kasus stroke sebelumnya, sehingga melakukan penatalaksanaan stroke adalah penting. Dalam menekan angka stroke berulang, hal-hal yang perlu dan harus diperhatikan adalah mengetahui faktor risiko dan melakukan upaya-upaya, baik dalam memodifikasi gaya hidup, menjalani terapi yang diperlukan dan yang tidak kalah penting adalah melakukan pemeriksaan yang dapat memberikan informasi optimal faktor risiko yang dimiliki seseorang untuk terjadinya stroke ataupun stroke berulang (Usman, 2011: 1). Menurut L. Green, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang yakni dalam upaya pencegahan terjadinya stroke berulang, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Faktor predisposisi terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dsb. Faktor pendukung terwujud dalam lingkungan fisik, dan tersedia atau tidaknya fasiltias kesehatan. Faktor pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain. Adanya dukungan dari keluarga juga akan ikut mendorong perilaku seseorang untuk memelihara kesehatannya (Notoatmodjo 2007, p.178). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Jika seseorang mengetahui dan memahami suatu maka ia bisa mengambil sikap dan tindakan sesuai dengan apa yang diketahuinya (Notoatmodjo, 2007: 140). Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok., Melalui sikap kita memahami proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata dan tindakan yang mungkin dilakukan individu dalam kehidupan sosialnya (Wawan & Dewi, 2011: 19). Keluarga merupakan komponen penting dalam proses pemulihan seorang pasien karena keluargalah yang paling mengetahui kondisi kesehatan pasien dan menjadi bagian penting dalam proses pemulihan (Videbeck, 2001). Keluarga sangat berperan dalam fase pemulihan ini, sehingga sejak awal perawatan keluarga diharapkan terlibat dalam penanganan penderita (Mulyatsih, 2008). Berdasarkan pengamatan selama bekerja di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, diketahui bahwa jumlah pasien stroke yang berkunjung dan di rawat di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tidak kalah banyaknya dengan jumlah pasien di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi. Jadi, sebagai Rumah Sakit Umum namun jumlah pasien stroke di sini cukup banyak walaupun Rumah Sakit khusus stroke sudah ada di Bukittinggi. Hasil wawancara pada beberapa keluarga pasien stroke rawat jalan di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi yang dilakukan oleh peneliti bahwa pasien stroke kurang mengetahui tentang upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke berulang. Juga terdapat diantara mereka yang beranggapan bahwa stroke yang sudah sehat tidak akan kambuh lagi. Selain itu, keluarga juga kurang memberikan dukungan dalam rangka melakukan upaya pencegahan stroke berulang. Keluarga hanya bertugas mengantarkan ke dokter ketika jadwal kontrol saja. Keluarga jarang memperhatikan pola makan sehari-harinya, kurang dapat memodifikasi lingkungannya, dan kurang dapat memotivasi serta membantu anggota keluarga yang mengalami stroke tersebut untuk menjalani latihan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya pencegahan stroke berulang pada pasien stroke di ruang neorologi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2014.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > S1 Keperawatan
Depositing User: lena lena
Date Deposited: 27 Mar 2019 03:24
Last Modified: 16 Aug 2019 06:41
URI: http://repo.upertis.ac.id/id/eprint/237

Actions (login required)

View Item View Item