Hubungan karakteristik lansia denag pengontrolan faktor resiko dengan derajat hipertensi di wilayah kerja puskesmas sungai pua Kab.Agam tahun 2013

DESPALINDA YOSSY ASTRI, DESPALINDA YOSSY ASTRI (2013) Hubungan karakteristik lansia denag pengontrolan faktor resiko dengan derajat hipertensi di wilayah kerja puskesmas sungai pua Kab.Agam tahun 2013. Skripsi thesis, STIKes PERINTIS PADANG.

Text 29 DESPALINDA YOSSY ASTRI.pdf Download (12MB)

Abstract

DESPALINDA YOSSY ASTRI (29) Latar Belakang Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lansia baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% dari seluruh jumlah penduduk. Pada tahun 1990 jumlah penduduk lansia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta jiwa pada tahun 2000 atau 7,2% dari seluruh penduduk. Di Indonesia, jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 lebih kurang 19 juta jiwa, dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 diperkirakan jumlah lansia sebesar 23,9 juta jiwa atau 9,77% dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Pada tahun 2020 diperkirakan akan menjadi 29 juta jiwa atau 11,4% dengan usia harapan hidup 71,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Menkokesra, 2008). Lansia adalah tahap akhir siklus kehidupan yang merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari (Stanley, 2007). Lansia merupakan populasi yang rentan terhadap masalah, karena lansia mengalami proses penuaan, dimana terjadi penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Kerentanan mengacu pada kondisi individu yang lebih sensitif terhadap faktor resiko daripada yang lain. Populasi rentan didefinisikan sebagai kelompok sosial yang meningkat

Actions (login required)

View Item