Husnul Laila, Husnul Laila (2023) HUBUNGAN REAKTIFITAS HBsAg DENGAN ANTI-HCV PADA DARAH PENDONOR DI UNIT TRANSFUSI DARAH. Skripsi thesis, Universitas Perintis Indonesia.
Text
SKRIPSI HUSNUL LAILA.pdf Download (479kB) |
Abstract
Hepatitis merupakan masalah kesehatan global termasuk Indonesia yang terdiri dari hepatitis A, B, C, D, E, F, G penyakit ini biasanya berlangsung 6 bulan (akut) atau lebih dari 6 bulan (kronis). Tujuan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan yang bermakna reaktifitas HBsAg dengan Anti-HCV pada darah pendonor. Metode penelitian secara kualitatif yaitu survey, sasaran penelitian pada pendonor di unit tranfusi darah di RSUD Munyang Kute Redelong, sampel yang digunakan adalah darah pendonor yang akan dilakukan uji skrining IMLTD. Hasil analisa pada tahun 2022 dari 1950 kantong darah terdapat 14 kantong reaktif yaitu berjenis kelamin Laki laki 0,56%, dan Perempuan 0,15% serta dilihat dari usia dewasa lebih tinggi yaitu 0,46% remaja 0,25% dan lansia 0,05%. Pada tahun 2023 dari 720 kantong darah ditemukan 4 kantong darah reaktif, berjenis kelamin laki laki 0,41%, Perempuan 0,13% berusia dewasa dan remaja 0,27% dan 0% untuk usia lansia. reaktif infeksi menular lewat transfuse darah pada tahun 2022 dari 1950 kantong darah ditemukan 0,61% reaktif HBsAg, 0,10% reaktif Anti-HCV dan tidak ditemukan reaktif HBsAg dan Anti-HCV secara bersamaan, pada tahun 2023 terdapat 720 kantong darah, ditemukan 0,55% reaktif HBsAg serta tidak ditemukan reaktif Anti-HCV. Kesimpulan Pada tahun 2022 reaktifitas HBsAg terdapat 12 (0,61%) dari 1950 kantong donor dan tahun 2023 ditemukan reaktif 4 (0,55%) dari 720 kantong. Pada tahun 2022 reaktif Anti-HCV ditemukan 2 (0,10%) dari 1950 kantong darah pada tahun 2023 tidak ditemukan reaktif Anti-HCV, serta tidak ditemukan reaktif HBsAg dengan Anti-HCV secara bersamaan.Saran diharapkan melakukan pemeriksaan infeksi menular lewat transfuse darah terlebih dulu agar darah yang reaktif tidak banyak terbuang dan untuk peneliti selanjutnya diharap melakukan pemeriksaan infeksi menular lewat transfuse darah sebelum dan sesudah darah ditransfusikan. Bahaya Jika darah donor Reaktif di transfusikan, maka penyakit tersebut akan tertular melalui transfuse kepada penerima, sehingga resipien akan terkena penyakit hepatitis. Kata kunci: Donor darah, HBsAg, Anti-HCV, Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > D4 Analis Kesehatan |
Depositing User: | tripayuni ekaputri |
Date Deposited: | 31 May 2024 07:47 |
Last Modified: | 31 May 2024 07:47 |
URI: | http://repo.upertis.ac.id/id/eprint/3254 |
Actions (login required)
View Item |